Barusan tanpa sengaja saya menonton sponsor video air mineral di media sosial yang menggunakan narasi secret admirer atau pengagum rahasia. Berhubung saya sedang sendirian di kamar hotel dengan jeda waktu yang sedemikian panjang ini, mari saya ceritakan secret admirer versi saya.
Jangan ngarep cerita ini berupa
romansah macam di drama Korea, pilem-pilem
atau iklan tv itu. Sama sekali bukan. Secret admirer saya adalah sikap teladan
dari orang yang berusaha melakukan kebaikan tanpa harus diketahui orang lain.
Seperti ungkapan “tangan kanan memberi, tangan kiri tak mengetahui”. Sedekah
secara sembunyi sembunyi. Jadi sebenarnya kurang tepat sih kalau disebut
pengagum rahasia, lebih tepatnya DERMAWAN RAHASIA.
Ceritanye, saya ini masa kecilnya
mengalami saat-saat memprihatinkan. Tidak kebagian menikmati kemakmuran orang
tua karena sepeninggal mereka kehidupan kami langsung tengkurep, nyungsruk, seperti roda yang berputar kami mengalami
level berada di bawah. Tapi sesulit apapun, saya nekat tetap melanjutkan
sekolah. Masa SMP adalah masa paling bokek,
dalam hidup saya. Saya sering nunggak SPP bahkan sampai 8 bulan,
pernah dibayari cicilan uang gedung dan
LKS oleh guru, pernah berhari-hari gak makan tapi cuma diam, gak mau cerita,
karena malu dan gak suka minta, sampai tepar
gak bisa masuk sekolah padahal sudah pakai seragam, karena saking lemesnya. Saya
mual muntah muntah karena perut kaget diisi makanan setelah 4 hari sama sekali
gak ada yang bisa dimakan. Nah karena sepertinya ada teman sekelas saya yang
memahami karakter saya, maka jadilah dia Si Dermawan Rahasia itu. Sering tiba-tiba
di tas saya ada duit entah dari siapa. Macam kantong Doraemon, duit itu
menyelamatkan saya. Kejadian itu sering sekali saya alami. Tepatnya sejak saya
kelas 2 SMP. Awalnya sih saya tidak tahu siapa orangnya, tapi karena kejadian
itu pernah muncul tiba-tiba saat saya SMK, pastilah orang itu teman baik saya
yang kita pernah sekelas dari SMP sampai SMK.
Kenapa kisah ini saya ceritakan?
Barangkali ini bisa jadi inspirasi kita biar jadi dermawan rahasia. Gak harus
berupa uang, tapi apapun yang orang lain butuhkan. Yang saya alami pun begitu,
dulu saya cuma bocah cilik yatim piatu yang miskin, rasanya malu sekali kalau
mau ngasih apa-apa ke orang lain yang keliahatan lebih mampu. Seringnya orang
tidak mau menerima pemberian saya. Jadi diam-diam saja, apa yang orang lain
butuhkan, diam-diam kita berikan. Cara ini ampuh diterapkan. Sampai saya besar,
sampai saya kuliah atau sampai saat sekarang. Kadang-kadang cara seperti itu diperlukan
pada sikon-sikon tertentu yang menjadikan kita harus berbuat seperti pengangum
rahasia.
Bogor, 12 Maret 2017
Catatan di kala sepi, di Hotel IZI.
Bogor, 12 Maret 2017
Catatan di kala sepi, di Hotel IZI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar